Senin, 08 Desember 2014

Contoh Surat Perwalian

SURAT PERWALIAN


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama            : .....................................
Tempat/Tgl. Lahir    : .....................................
Agama            : .....................................
Pekerjaan        : .....................................
Alamat            : .....................................

Adalah ibu kandung dari :
Nama            : .....................................
Tempat/Tgl. Lahir    : .....................................
Agama            : .....................................
Pekerjaan        : .....................................
Alamat            : .....................................

Dengan ini saya memberikan kuasa penuh kepada menantu saya :
Nama            : M. SAINI
Tempat/Tgl. Lahir    : Sampit, 20 Mei 1984
Agama            : Islam
Pekerjaan        : TNI AD
Alamat            : Asrama Korem 172 / PWJ Waena Jayapura Papua

Untuk menjadi wali anak saya dalam proses pendaftaran / seleksi calon TNI di kerenakan anak saya mengikuti pendaftaran calon TNI di luar daerah.

Demikian surat kuasa/mandat ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila terjadi suatu hal yang timbul dengan surat kuasa / mandat ini semuanya ditanggung saya.

                                                                Cisaga,     November 2014
Yang Diberi Kuasa                                       Yang Membuat Kuasa


M. SAINI                                                   TITIN SUDIARTINI
PRAKA/NRP : 31050802730584       


Komandan Ramil 1312 Cisaga                          Camat Cisaga



_______________________                          ___________________   


Kepala Desa Mekarmukti




_______________________
       

Disahkan oleh :
Panitera / Sekretaris
Pengadilan Negeri Kab. Ciamis



KUSHARJONO, SH.
NIP. 19571216 198303 1 003

Contoh Puisi

Puisi TERLUKA
Anggisa Agustin; SMAN 1 Cisaga; 2014;

Kau teteskan air matamu
Hanyalah untukku
Namun ku telah menyakitimu
Sampai terluka kedalam-dalamnya

Andai kuputar waktuku
Ku tak ingin mengulang kebodohan ku ini
Yang sempat membuat aku terkena di dalam dunia
Sampai saat kau terluka atas nama cinta

Yang kuhianati, yang kusakiti, meski itu suci
Kau gadis yang membuat aku mengerti
Apa itu kasih, apa itu sayang, apa itu cinta
Namun kau telah terluka

Maafkanlah diriku
Maafkan hatiku
Selama ini yang menyakitimu
Maafkanlah hatiku
Yang selalu membuatmu menangis



Puisi SAHABATKU



Arinun; SMAN 1 Cisaga; 2014;

Kau ada disaat ku butuh
Kau bagaikan sumber semangat
Bagi diriku....
Karena tanpa dirimu
Diriku pasti lemah dan tak berdaya

Oh....
Sahabatku
Kau begitu
Berarti untukku.....

Kita bagaikan
Darah dan daging
yang sangat melekat
dan tak terpisahkan

Sahabatku.....
Dirimu selalu membuatku bahagia
Dirimu selalu membuatku tertawa
Tanpa dirimu
Hari-hariku
Tidak akan menyenangkan







KAMPUNG NAGA

1. Sejarah Kampung Naga
Sejenak mungkin terlintas dalam pikiran kita, barangkali ketika mendengar nama Kampung Naga. Ternyata bentuk asli dari kampung tersebut sangat berbeda dengan namanya, dan gambaran kita tentang hal-hal yang berbau naga, karena tak satupun naga yang berada di sana. Nama Kampung Naga tu sendiri ternyata merupakan suatu singkatan kata dari Kampung diNa Gawir ( red. bahasa sunda ) yang artinya adalah merupakan kampung yang berada di lembah yang subur. Kampung Naga adalah  sebuah kampung kecil, yang para penduduknya patuh dan menjaga tradisi yang ada, hal inilah yang membuat kampung ini unik dan berbeda dengan yang lain. Tak salah jika kampung ini menjadi salah satu warisan budaya Bangsa Indonesia yang patut dilestarikan.
Nenek moyang Kampung Naga Sendiri konon adalah Eyang Singaparna yang makamnya sendiri terletak di sebuah hutan di sebelah barat Kampung Naga. Yang membuat Kampung Naga ini unik adalah karena penduduk ini seperti tidak terpengaruh dengan modernitas dan masih tetap memegang teguh adat istiadat yang secara turun temurun. Kepatuhan warga Sanaga ( red. Warga asli kampung Naga ) dalam mempertahankan upacara – upacara adat, termasuk juga pola hidup mereka yang tetap selaras dengan adapt leluhurnya seperti dalam hal religi da upacara, mata pencaharian, pengetahuan, kesenian, bahasa dan tata cara leluhurnya.
Masyarakat Kampung Naga memilki tempat-tempat larangan yaitu : 2 hutan larangan, sebelah Timur dan Barat, tempat ini tidak boleh dimasuki oleh seorangpun kecuali pada waktu upacara atau berziarah. Ada satu buah bangunan yang dianggap keramat yaitu “Bumi Ageung” yaitu tempat pelaksanaan rutinitas upacara adat, tempat ini tidak boleh dimasuki kecuali oleh Ketua Adat atau Kuncen.
Hari yang diagungkan masyarakat Kampung Naga diantaranya hari Selasa, Rabu dan Sabtu.Pada hari itu masyarakat dilarang untuk menceritakan asal usul atau sejarah mengenai Kampung Naga dan  pada bulan Syafar tidak boleh melaksanakan upacara adat atau berziarah. Dalam pembangunan rumah-rumah diatur sedemikian rupa yaitu dengan membujur Timur Barat menghadap ke Selatan, setiap rumah harus saling berhadapan untuk menjaga kerukunan antar warga. Praktek pembangunannya pun mempunyai wawasan lingkungan yang futuristik, baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun budaya.

2. Letak Geografis Kampung Naga
Kampung Naga secara administratife berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya.

Sabtu, 26 Juli 2014

DAGELAN DEMOKRASI DI INDONESIA KITA

Pemilihan Umum (jaman dulu) adalah pesta demokrasi, begitu pula di berbagai negara di muka bumi tidak terkecuali di Indonesia. Sesuai dengan arti demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Secara umum bisa diartikan bahwa kekuasaan sepenuhnya di tangan rakyat.
Demokrasi di Indoensia telah berubah dari demokrasi perwakilan menjadi demokrasi langsung yaitu rakyat secara langsung memilih wakil dan pemimpinnya secara langsung terlepas dari fair atau tidak fairnya jalannya pemilihan.
Juni dan Juli 2014 merupakan saatnya pesta demokrasi di Indonesia. Perwakilan rakyat yang akan mengisi parlemen untuk mengesahkan jalannya roda pemerintahan lima tahun kedepan telah dilalui dan anggota legislatif perwakilan partai dan personal telah dipilih. Begitu pula pemimpin Indonesia lima tahun kedepan, "isu"-nya telah terpilih dengan berbagai carut marutnya.
Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dinyataan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Indonesia, sebagai lembaga tertinggi yang mengurusi Pemilu dan Pilpres, walaupun masih diikuti berbagai kritik dan ketidak puasan berbagai kalangan atas hasil tetapan KPU tersebut.
Gus Dur (Abdurahaman Wahid), Presiden RI ke-4 menyatakan kondisi politik sebagai "dagelan politik", berkenaan dengan situasi saat ini penulis lebih baik menyatakan bahwa Pilpres 2014 sebagai "Dagelan Demokrasi". Mengapa? Dalam dagelan ada situasi dimana bisa serius tetapi kebanyakan pada situasi kocak, senda gurau yang tak perlu ditanggapi serius oleh pemirsanya. Begitu pula pada Pilpres 2014 disebut "Dagelan" karena pada Pilpres 2014 ini lebih banyak kelucuannya dibandingkan hal serius yang "pantas" ditanggapi. Mulai dari seleksi, penetapan calon, pelaksanaan pemilihan, penghitungan, hingga rekapitulasi dan penetapan pemenang Pilpres 2014.
Dari dagelan demokrasi yang baru dilewati dapat terlihat "sifat asli" lembaga (KPU dan partai) maupun personal peserta Pilpres 2014 (calon dan tim suksesnya). Ada yang kekanak-kanakan, ada yang kurang ajar, ada yang brengsek, ada yang legowo, ada yang lucu ada yang "membumi" (hanguskan), ada pula yang acuh tak acuh. Mereka pikir rakyat terlalu bodoh untuk dapat melihat kelakuan mereka itu. Mereka berpikir hanya mereka yang "pinter"... (dasar kampring, maaf).
Anyway semoga NKRI tidak menjadi contoh buruk demokrasi di mata dunia dan NKRI tetap jaya.